LAPORAN
DESTILASI
Semester I Tahun ajaran 2012/2013
Disusun
oleh :
Ø Fernanda
Evlinliany 1127020023
Ø Fenny
Khoirunisa 1127020022
Ø Munik
Sriayu 1127020041
Ø Nani
Sarifah 1127020042
BIOLOGI
-1A
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
SUNAN
GUNUNG DJATI BANDUNG
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
TUJUAN
· Untuk melakukan proses pemisahan antara dua komponen
atau lebih dari campuranberdasarkan perbedaan titik didih sehingga terjadi
proses penguapan.
·
Praktikan diharapkan mampu mempraktikan teknik destilasi
secara mandiri sebagai salah satu pilihan metode pemisahan zat kimia
Dasar Teori
Destilasi atau penyulingan
adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan
kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih
lebih rendah akan menguap lebih dulu. Dimana zat yang mempunyai titik didih
lebih rendah akan menguap lebih dulu,kemudian uap tadi akan mengalami proses
pendinginan pada kondensor. Didalam kondensor akan terjadi proses perubahan
fasa, uap akan berubah menjadi fasa cair yang akan mengalir keluar sebagai
distilat. Titik didih air murni adalah 100 ºC
Pada proses destilasi terjadi perubahan wujud
dari cair ke uap hasil pemanasan berdasarkan titik didihnya. Kemudian uap
tersebut di dinginkan dan terjadi proses pengembunan sehingga memperoleh cairan
murni ( destilat ). Metode ini merupakan termasuk unit operasi
kimia jenis perpindahan massa. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan,
masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi
didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Pada operasi destilasi, terjadinya pemisahan didasarkan
pada gejala bahwa bila campuran cair ada dalam keadaan setimbang dengan
uapnya,komposisi uap dan cairan berbeda. Uap akan mengandung lebih banyak
komponen yang lebih mudah menguap, sedangkan cairan akan mengandung lebih
sedikit komponen yang mudah menguap. Bila uap dipisahkan dari cairan, maka uap
tersebut dikondensasikan, selanjutnya akan didapatkan cairan yang berbeda dari
cairan yang pertama,dengan lebih banyak komponen yang mudah menguap
dibandingkan dengan cairan yang tidak teruapkan. Bila kemudian cairan dari
kondensasi uap tersebut diuapkan lagi sebagian,akan didapatkan uap dengan kadar
komponen yang lebih mudah menguap lebih tinggi.
Bahan yang dipisahkan dengan metode ini
adalah bentuk larutan atau cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik
didihnya tidak terlalu dekat.
Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya disebut residu.(Murni,2012)
Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya disebut residu.(Murni,2012)
Destilasi
dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
1.
Destilasi berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua,yaitu:
·
Distilasi kontinyub
·
Distilasi batch
2.
Berdasarkan basis tekanan operasinya terbagi menjadi tiga, yaitu:
·
Distilasi atmosferis
·
Distilasi vakum
·
Distilasi tekanan
3.
Berdasarkan komponen penyusunnya terbagi menjadi dua, yaitu:
·
Destilasi system biner
·
Destilasi system multi komponen
4.
Berdasarkan system operasinya terbagi menjadi dua, yaitu:
·
Single-stage Distillation
·
Multi stage Distillation
Selain pembagian macam destilasi, dalam
referensi lain menyebutkan macam-macam destilasi, yaitu:
1.
Destilasi sederhana
Biasanya destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan zat
cair yang titik didih nya rendah, atau memisahkan zat cair dengan zat padat
atau miniyak. Proses ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut
melalui kondensor lalu hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya
tidak benar-benar murni atau bias dikatakan tidak murni karena hanya bersifat
memisahkan zat cair yang titik didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau
minyak.
Destilasi sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat
cair yang tercemar oleh zat padat/zat cair lain dengan perbedaan titik didih
cukup besar, sehingga zat pencemar/pengotor akan tertinggal sebagai residu.
Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran cair-cair, misalnya
air-alkohol, air-aseton, dll. Alat yang digunakan dalam proses destilasi ini
antara lain, labu destilasi, penangas, termometer, pendingin/kondensor leibig,
konektor/klem, statif, adaptor, penampung, pembakar, kaki tiga dan kasa.
2.
Destilasi bertingkat (fraksional)
Destilasi bertingkat adalah proses pemisahan destilasi ke
dalam bagian-bagian dengan titik didih makin lama makin tinggi yang selanjutnya
pemisahan bagian-bagian ini dimaksudkan untuk destilasi ulang. Destilasi
bertingkat merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair dimana zat pencampurnya
berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda jauh dengan
titik didih senyawa yang akan dimurnikan. Dengan perkataan lain, destilasi ini
bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa dari suatu campuran yang komponen-komponennya
memiliki perbedaan titik didih relatif kecil. Destilasi ini digunakan untuk
memisahkan campuran aseton-metanol, karbon tetra klorida-toluen, dll. Pada
proses destilasi bertingkat digunakan kolom fraksinasi yang dipasang pada labu
destilasi.
Tujuan dari penggunaan kolom ini adalah untuk memisahkan uap
campuran senyawa cair yang titik didihnya hampir sama/tidak begitu berbeda.
Sebab dengan adanya penghalang dalam kolom fraksinasi menyebabkan uap yang
titik didihnya sama akan sama-sama menguap atau senyawa yang titik didihnya
rendah akan naik terus hingga akhirnya mengembun dan turun sebagai destilat,
sedangkan senyawa yang titik didihnya lebih tinggi, jika belum mencapai harga
titik didihnya maka senyawa tersebut akan menetes kembali ke dalam labu
destilasi, yang akhirnya jika pemanasan dilanjutkan terus akan mencapai harga
titik didihnya. Senyawa tersebut akan menguap, mengembun dan turun/menetes
sebagai destilat.
Proses ini digunan untuk komponen yang memiliki titik didih
yang berdekatan.Pada dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya saja
memiliki kondensor yang lebih banya sehingga mampu memisahkan dua komponen yang
memliki perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan
substan kimia yang lebih murni, kerena melewati kondensor yang banyak.
3.
Destilasi azeotrop
Digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran-campuran
dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya
digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tsb, atau dengan
menggunakan tekanan tinggi.
Distilasi Azeotrop digunakan dalam memisahkan campuran
azeotrop (campuran campuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan),
biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan
azeotrop tsb, atau dengan menggunakan tekanan tinggi. Azeotrop merupakan
campuran 2 atau lebih komponen pada komposisi tertentu dimana komposisi
tersebut tidak bisa berubah hanya melalui distilasi biasa. Ketika campuran
azeotrop dididihkan, fasa uap yang dihasilkan memiliki komposisi yang sama
dengan fasa cairnya. Campuran azeotrop ini sering disebut juga constant boiling
mixture karena komposisinya yang senantiasa tetap jika campuran tersebut
dididihkan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi berikut :
Titik A pada pada kurva merupakan boiling point campuran
pada kondisi sebelum mencapai azeotrop. Campuran kemudian dididihkan dan uapnya
dipisahkan dari sistem kesetimbangan uap cair (titik B). Uap ini kemudian
didinginkan dan terkondensasi (titik C). Kondensat kemudian dididihkan,
didinginkan, dan seterusnya hingga mencapai titik azeotrop. Pada titik
azeotrop, proses tidak dapat diteruskan karena komposisi campuran akan selalu
tetap. Pada gambar di atas, titik azeotrop digambarkan sebagai pertemuan antara
kurva saturated vapor dan saturated liquid. (ditandai dengan garis vertikal
putus-putus Etanol dan air membentuk azeotrop pada komposisi 95.6%-massa etanol
pada keadaan standar
4.
Destilasi vakum
Destilasi ini digunakan untu zat
yang tak tahan suhu tinggi atau bias rusak pada pemansan yang tinggi. Sehingga
dengan menurunan tekanan maka titik didih juga akan menurun, maka destilasi
yang tadinya harus dilakukan pada suhu tinggi tetap dapat dilakukan pada suhu
rendah dengan menurunkan tekanan.
5.
Refluks / destruksi
Refluks/destruksi ini bisa dimasukkan dalam macam–macam
destilasi walau pada prinsipnya agak berkelainan. Refluks dilakukan untuk
mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi jumlah
zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi- reaksi senyawa organik adalah
“lambat” maka campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan
menyebabkan penguapan baik pereaksi maupun hasil reaksi. Karena itu agar
campuran tersebut reaksinya dapat cepat, dengan jalan pemanasan tetap jumlahnya
tetap reaksinya dilakukan secara refluks.
Fungsi refluks, adalah memperbesar L/V di enriching section,
sehingga mengurangi jumlah equibrium stage yang diperlukan untuk product
quality yang ditentukan, atau, dengan jumlah stage yang sama, akan menghasilkan
product quality yang lebih baik dengan menggandakan kontak kembali antara
cairan dan uap agar panas yang digunakan efisien. Refluks/destruksi ini bisa
dimasukkan dalam macam-macam destilasi walau pada prinsipnya agak berkelainan.
Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak
akan mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi- reaksi senyawa
organik adalah lambat maka campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya
pemanasan akan menyebabkan penguapan baik pereaksi maupun hasil reaksi. Karena
itu agar campuran tersebut reaksinya dapat cepat, dengan jalan pemanasan tetap
jumlahnya tetap reaksinya dilakukan secara refluks.
6.
Destilasi keing
Memanaskan material padat untuk
mendapatkan fasa uap dan cairnya.Biasanya digunakan untuk mengambil cairan
bahan bakar dari kayu atau batu bata.
BAB II
METODE KERJA
A. Alat
dan Bahan
NO.
|
ALAT
|
GAMBAR
|
||
1.
|
Alat Destilasi
|
|
||
2.
|
Elenmayer
|
|
||
3.
|
Pembakar bunsen
|
|
||
4.
|
Termometer
|
|
NO.
|
BAHAN
|
GAMBAR
|
||
1.
|
K2CrO4
|
|
||
2.
|
Air
|
|
||
3.
|
Batu didih porselen
|
|
A. Cara
kerja
1.
Ditambah
Dimasukkan
Dicatat
|
Ditambahkan
|
A. Data
dan Pengolahan
Ø Data
Hasil Pengamatan
Pada
air
NO.
|
Waktu (t)
|
Suhu(
|
1.
|
2 menit
|
98
|
2.
|
4 menit
|
98
|
3.
|
6 menit
|
98
|
4.
|
8 menit
|
98
|
Pada K2CrO4
NO.
|
Waktu (t)
|
Suhu(
|
1.
|
2 menit
|
98
|
2.
|
4 menit
|
98
|
3.
|
6 menit
|
98
|
4.
|
8 menit
|
98
|
BAB
III
PEMBAHASAN
Destilasi adalah
pemisahan campuran cairan-cairan berdasarkan titik didih. Apabila titik didih dari
suatu campuran yang akan dipisahkan rendah maka campuran itu akan mudah di
distilasi.Dalam praktikum yang telah di lakukan faktor yang mempengaruhi
destilasi itu tidak hanya sifat campurannya tapi juga kecepatan alir dari uap
naik nya.Pemisahan ada dalam beberapa jenis diantara nya adalah sebagai
berikut:
1. ekstraksi
adalah proses pemisahan campuran berdasarkan kelarutan(dengan menggunakan
pelarut), ada juga ekstraksi dengan cara pengempaan yaitupengambilan ekstrak
dengan cara memberikan tekanan.
2. Evaporasi,
adalah proses penguapan untuk memisahkan campuran,evaporasi ini ditentukan
berdasarkan konsentrasi.
3. Dekantasi
yaitu proses pemisahan cair-cair yang bersifat emulsi.
4. Kromatografi,
adalah pemisahan berdasarkan perbedaan warna yang tampak padakertas kromagtografi.
Destilasi adalah suatu proses pemurnian yang didahului
dengan penguapan senyawa cair dengan cara memanaskannya, kemudian mengembunkan
uap yang terbentuk. Destilasi merupakan suatu proses pemisahan dua atau lebih
komponen zat cair berdasarkan pada titik didih. Secara sederhana destisi
dilakukan dengan memanaskan/menguapkan zat cair lalu uap tersebut didinginkan
kembali supaya jadi cair dengan bantuan kondensor.
Prinsip dasar dari destilasi adalah perbedaan titik didih
dari zat-zat cair dalam campuran zat cair tersebut sehingga zat (senyawa) yang
memiliki titik didih terendah akan menguap lebih dahulu, kemudian apabila
didinginkan akan mengembun dan menetes sebagai zat murni (destilat). Destilasi
digunakan untuk memurnikan zat cair, yang didasarkan atas perbedaan titik didih
cairan. Pada proses ini cairan berubah menjadi uap. Uap ini adalah zat murni.
Kemudian uap ini didinginkan pada pendinginan ini, uap mengembun manjadi cairan
murni yang disebut destilat.
Pada percobaan ini menggunakan destilasi sederhana.
Destilasi sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cair yang tercemar
oleh zat padat/zat cair lain dengan perbedaan titik didih cukup besar, sehingga
zat pencemar/pengotor akan tertinggal sebagai residu. Destilasi ini digunakan
untuk memisahkan campuran cair-cair, misalnya air-alkohol, air-aseton, dll.
Alat yang digunakan dalam proses destilasi ini antara lain, labu destilasi,
penangas, termometer, pendingin/kondensor leibig, konektor/klem, statif,
adaptor, penampung, pembakar, kaki tiga dan kasa.
Biasanya destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan zat cair yang titik didih nya rendah, atau memisahkan zat cair dengan zat padat atau miniyak. Proses ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut melalui kondensor lalu hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak benar-benar murni atau bias dikatakan tidak murni karena hanya bersifat memisahkan zat cair yang titik didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau minyak.
Biasanya destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan zat cair yang titik didih nya rendah, atau memisahkan zat cair dengan zat padat atau miniyak. Proses ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut melalui kondensor lalu hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak benar-benar murni atau bias dikatakan tidak murni karena hanya bersifat memisahkan zat cair yang titik didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau minyak.
Pada percobaan kali ini bahan yang di gunakan adalah K2CrO4.
Namun, sebelum menggunakan K2CrO4 percobaan yang
dilakukan yaitu mendestilasi air. Hasil destilasi air terdapat
gumpalan-gumpalan putih yang disebabkan kotornya dari alat destilasi. Dan dari
hasil destilasi K2CrO4 menghasilkan
endapan yang berwarna kuning.
Mengapa air cepat menguap dari K2CrO4,karena
air memiliki titik didih yang lebih rendah dibandingkan zat lain. Maka,
air cepat menguap lebih dulu.Dan mengapa K2CrO4 tidak
menguap bersama air, karena disebabkan air dan K2CrO4 berbeda
jenis dan lebih cepat air menguapnya.
KESIMPULAN
Hasil destilasi
dengan K2CrO4 yaitu
menghasilkan endapan yang berwarna kuning. Dan hasil percobaan kami menunjukan
bahwa suhu yang di hasilkan dari destilasi tersebut konstan yaitu 98
C.
Mungkin ketilitian dan kesabaran sangat perlu di butuhkan. Supaya hasil yang di
dapatkan lebih akurat dan lebih pas ketelitiannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø
Purba,Michael.2004.Kimia Untuk SMA Kelas X.Jakarta :
Erlangga
Ø
Soebagio.
2003. Kimia Analitik II. Jakarta : IMSTEP
Ø
Team
Teaching DDPA. 2010. Penuntun Praktikum DDPA. GorontaloWinda
Ø
Indartis.2012. http://www.scribd.com/doc/94272075/destilasi-ii
Diakses tanggal 25/12/2012 Pukul17.20 WIB.
Ø Ai Roudotul.2012. http://aiirm59.blogspot.com/2012/08/makalah-pemisahan-campuran.html
Diakses tanggal 25/12/2012 Pukul 18.03
WIB.
Ø Murni Uni.2012. http://serbamurni.blogspot.com/2012/03/contoh-laporan-praktikum-destilasi-1.html
Diakses tanggal 25/12/2012 Pukul 18.10 WIB.
Ø Lusiana.2012. http://www.scribd.com/doc/88449681/Jenis-jenis-destilasi
Diakses tanggal 27/12/2012 Pukul 06.14 WIB.
Ø Antonio Grafiko.2012. http://www.scribd.com/doc/13743587/Destilasi
Dikases tanggal 27/12/2012 Pukul 06.52 WIB.